Kwetiau Goreng


Kwetiau.... Kalau di Pontianak, kami bilangnya mie tiau. Kwe dan Mie artinya sama yaitu mie pipih putih yang terbuat dari tepung beras. Kwetiau itu dipopolerkan oleh etnis Hokkian Sedangkan etnis Tio Ciu yang menempati Kalimantan mempopulerkannya dengan nama Mie Tiau. Penyajian kwetiau dan mie tiau sama saja. Ada yang direbus dan ada yang digoreng.

Cukup terkenal mi tiau di Pontianak. Ada salah satu toko mie tiau di Jalan Pangeran Antasari, banyak artis-artis yang jika berkunjung ke Pontianak, singgah ke mie tiau Antasari itu, banyak foto artis dan ownernya mejeng di tokonya. Mie tiau lain yang cukup terkenal ada di Jalan Patimura. Ada mie tiau Polo dan Apollo. Kalau liat tulisan di depan tokonya cukup mengundang senyum. Tulisan di depan Apollo itu "Mie Tiu Apollo Berdiri sejak tahun 1968 tak pernah pindah". Nah disebelahnya Apollo itu ada gerai Polo yang bertuliskan "Mie Tiau Polo Pindahan dari sebelah". Seru kan?

Balik lagi ke cerita kwetiau, ini pengalaman pertama saya menggunakan kwetiau kering. Ternyata memang lebih asik kwetiau yang basah, lebih lembut ketimbang kwetiau kering. Tapi kalau buat nyetok di rumah, boleh lah kwetiau kering ini. Semua pasti sudah bisa kan bikin kwetiau?

Resep saya dapat dari bukunya Tin Dapur Demedia - Aneka Masakan Mi, Bihun, dan Kwetiau Populer

Bahan:
300 gram kwetiau kering
2 sdm kecap manis
1 sdm kecap asin
3 sdm minyak untuk menumis

Haluskan:
5 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1/2 sdm merica
1 1/2 sdt garam

6 buah bakso sapi, iris-iris
1 sdm kecap ikan
100 gram taoge
1 ikat caisim, potong-potong (saya pakai sawi pahit)
1 tangkai daun bawang, iris tipis
3 lembar daun kol, iris-iris

Cara Membuat:
- Rebus kwetiau sampai empuk dan matang, tiriskan. Beri kecap manis dan kecap asin, aduk sampai rata, sisihkan.
- Panaskan minyak, tumis bumbu yang dihaluskan sampai harum. Masukkan bakso sapi. Beri kecap ikan, aduk rata.
- Masukkan taoge, caisim, daun bawang, dan kol. Tambahkan kwetiau rebus. Aduk sampai tercampur rata. Angkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar