Kue Bapel


Kue bapel itu beda ya dengan kue wafel. Kue bapel itu kue yang Indonesia banget. Dimakan begitu saja. Kalau wafel itu kue bule yang dimakan dengan madu atau sirup maple. Yang biasa disajikan di cafe dan resto-resto itu ya wafle, bukan bapel. Saya belum pernah ketemu cafe dan resto yang jual bapel. Hehehe...

Bapel itu berasa sekali raginya. Mungkin karena proses fermentasi yang lama. Jadi berasa makan kue tape. Kalau kue yang berbentuk hati yang biasa dijual di warung-warung Pontianak, itu bukan bapel dan bukan wafle ya. Namanya memang bapel, tapi rasanya beda dengan bapel yang ini. Kue yang berbentuk hati itu buat saya lebih mirip dengan kue pukis terigu.

Oh ya, kuenya memang gini ya. Cuma satu sisi yang akan berwarna kecoklatan, walau sudah ditutup pun, tapi bagian atasnya hanya akan bermotif, tidak akan sampai kecoklatan. Di buku pun cuma satu sisi yang kecoklatan. Harusnya adonan ini didiamkan selama 4 jam. Tapi kelamaan buat saya, ga sanggup saya nunggu sampai 4 jam. Jadinya saya cuma menunggu 1 jam.

Resep didapat dari bukunya Ibu Sisca Susanto - Kreasi Jajan Pasar. Resep di bawah ini untuk 1 resep. Saya bikin 1/2 resep bisa mendapat 30 buah.

Bahan:
6 butir telur
350 gram gula halus
1/2 sdt vanila
250 gram tepung terigu
1 sdm mentega, cairkan
350 cc santan kental dari 2 butir keluarga (saya gunakan santan instant yang dicairkan dengan perbandingan 1:1)

Untuk Biang:
1 sdm ragi instant
150 gram tepung terigu
200 cc air dingin (air es)
Aduk semua bahan dan diamkan selama 15 menit

Cara Membuat:
- Kocok telur, gula, dan vanila hingga putih dan mengembang. Sisihkan.
- Campur biang dengan tepung terigu dan santan kental. Tuangkan mentega cair dan kocokan telur, aduk rata. Diamkan selama 4-5 jam.
- Panaskan cetakan khusus untuk kue bapel. Olesi mentega / margarin. Tuang adonan, tutup dan panggang selama 15 menit. Angkat. Hidangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar