Kue sapik itu sama juga dengan kue semprong, kue sapit, dan juga nama-nama lainnya. Karena Indonesia itu sangat beragam, makanya di satu daerah dengan daerah yang lain mengenal kue yang sama dengan nama yang berbeda. Termasuklah si kue sapik ini. Saya baru tahu lo namanya kue sapik. Yang saya kenal itu namanya ya kue semprong.
Membuat kue sapik itu memerlukan pengorbanan yang lebih. Mesti lama duduk di depan kompor karena mesti dikerjakan satu per satu. Ketika makan cepat sekali habisnya. Agak kurang sebanding antara waktu mengerjakannya dengan waktu memakannya. Makanya kue sapik atau kue semprong itu jika dijual harganya ga murah.
Resep saya ambil dari bukunya Hayatinufus AL Tobing – Camilan Tradisional Indonesia Serba Goreng dan Panggang. Tekstur kue ketika matang masih lembut dan akan menjadi kaku ketika kue sudah dingin. Dalam keadaan lembut itulah kue langsung digulung atau dilipat. Saya kurang terampil kalau untuk gulung. Makanya kue sapik ini saya lipat aja biar proses pengerjaannya menjadi lebih cepat. Tanda untuk mengetahui kue sudah matang apabila warnanya sudah berubah menjadi lebih coklat, berarti sudah bisa digulung. Ga harus berwarna coklat tua, kue berwarna coklat muda pun sudah bisa digulung.
Bahan:
250 gram tepung beras
150 gram gula pasir
1/2 sdt kayu manis bubuk
3 butir telur, kocok lepas
425 ml santan kental dari 1,5 butir kelapa (saya gunakan 100 gram santan bubuk + air hangat hingga menjadi 425 ml)
1 sdt garam
Saya tambahkan sedikit wijen putih (di resep asli tidak ada)
Cara Membuat:
- Campur tepung beras, gula pasir, kayu manis, santan, garam, dan telur. Aduk sambil dituangi santan sedikit demi sedikit sampai adonan rata dan tidak berbutir. (saya tambahkan wijen putih)
- Panaskan cetakan kue sapik dan olesi dengan sedikit minyak.
- Tuang adonan 1-2 sdm tergantung dari besarnya cetakan.
- Tutup cetakan sehingga adonan terjepit di antara 2 permukaan.
- Bolak balik cetakan sehingga adonan matang. Buka dari cetakannya, lipat atau gulung kue pada saat masih panas.
Membuat kue sapik itu memerlukan pengorbanan yang lebih. Mesti lama duduk di depan kompor karena mesti dikerjakan satu per satu. Ketika makan cepat sekali habisnya. Agak kurang sebanding antara waktu mengerjakannya dengan waktu memakannya. Makanya kue sapik atau kue semprong itu jika dijual harganya ga murah.
Resep saya ambil dari bukunya Hayatinufus AL Tobing – Camilan Tradisional Indonesia Serba Goreng dan Panggang. Tekstur kue ketika matang masih lembut dan akan menjadi kaku ketika kue sudah dingin. Dalam keadaan lembut itulah kue langsung digulung atau dilipat. Saya kurang terampil kalau untuk gulung. Makanya kue sapik ini saya lipat aja biar proses pengerjaannya menjadi lebih cepat. Tanda untuk mengetahui kue sudah matang apabila warnanya sudah berubah menjadi lebih coklat, berarti sudah bisa digulung. Ga harus berwarna coklat tua, kue berwarna coklat muda pun sudah bisa digulung.
Bahan:
250 gram tepung beras
150 gram gula pasir
1/2 sdt kayu manis bubuk
3 butir telur, kocok lepas
425 ml santan kental dari 1,5 butir kelapa (saya gunakan 100 gram santan bubuk + air hangat hingga menjadi 425 ml)
1 sdt garam
Saya tambahkan sedikit wijen putih (di resep asli tidak ada)
Cara Membuat:
- Campur tepung beras, gula pasir, kayu manis, santan, garam, dan telur. Aduk sambil dituangi santan sedikit demi sedikit sampai adonan rata dan tidak berbutir. (saya tambahkan wijen putih)
- Panaskan cetakan kue sapik dan olesi dengan sedikit minyak.
- Tuang adonan 1-2 sdm tergantung dari besarnya cetakan.
- Tutup cetakan sehingga adonan terjepit di antara 2 permukaan.
- Bolak balik cetakan sehingga adonan matang. Buka dari cetakannya, lipat atau gulung kue pada saat masih panas.
coba juga makanan khas minang yang satu ini. bakalan nyesel kalau belum nyoba. klik www.minangfood.com
BalasHapus