Almond Raisin Biscotti (LBT 27)


Kali ini PR LBT yang ke 27 adalah Biscotti. Pernah dengar biscotti? Saya baru kali ini tahu tentang biscotti, baru kali ini juga membuatnya, dan baru kali ini juga memakan biscotti. Nah.. kali ini saya akan infokan sejarah biscotti yang dibagikan oleh Mba Dida Rachmadiah. Mba Dida dapet sejarah biscotti dari Buku Sedap.

Ketika kue kering diperkenalkan di Indonesia, biscotti tidak termasuk salah satu di antaranya karena kita mengenal kukis dari Belanda, sementara biscotti dari Italia. Kue ini baru mulai populer setelah kafe-kafe bermunculan terutama di Ibukota karena kukis nan kering ini sering jadi suguhan bersama kopi atau wine. Bentuknya lonjong, sepintas mirip bolu kering karena memang bahannya boleh dibilang mirip, tetapi biscotti biasanya kaya akan almond. Karena teksturnya yang sangat keras dan kering, ada kebiasaan orang, mencelupkan dahulu biscottinya ke dalam minuman. Itu sebabnya kue ini muncul di kedai-kedai kopi.

Di Italia, biscotti disajikan sebagai makanan penutup usai santap malam bersama wine asal Tuscany, vin santo. Lain lagi dengan di Catalonia, biscotti selalu disajikan seiring dengan desert wine yang manis, seperti muscat atau moscattell. Sedangkan di negara lain seperti Amerika Serikat atau Prancis, biscotti disajikan bersama kopi (bisa cappuccino atau latte) atau teh hitam.

Beken dikenal sebagai kue kering yang harus dipanggang dua kali, biscotti ini dikenal sebagai boscotti di Prato alias cantuccini. Asalnya adalah dari kota Prato di Italia. Bentuknya yang lonjong dan biasanya diperkaya dengan almond. Teksturnya keras, dan sangat kering.

Dalam bentuk loaf, biscotti dipanggang untuk kali pertama. Kemudian dipotong-potong lagi selagi panas dan kemudian dipanggang lagi untuk membuatnya jadi kering dan matang sempurna.

Biscotti sebenarnya berasal dari kata biscoctus dari bahasa Latin zaman pertengahan. Artinya dua kali proses pemanggangan (“bis” dan “coctum”). Juga dikenal dengan sebutan “cantuccini”. Prato adalah kota di Italia yang disebut-sebut pertama kali membuat kukis ini. Tak bisa dipastikan kebenarannya karena sejarah kuliner juga mencatat, biscotti sudah dijadikan bekal bagi balatentara Romawi ketika berperang karena kudapan ini sangat awet dan tahan lama. Bahkan ada gurauan yang mengatakan biscotti bisa disimpan satu abad saking awetnya.

Awetnya biscotti tidak bisa dilepaskan dari proses pembuatan yang dua kali panggang tadi. Pertama, proses mematangkan adonan di dalam loyang loaf lalu dilanjutkan di atas loyang kukis setelah dipotong-potong. Proses yang kedua ini bertujuan mengeringkan sampai terasa malah agak keras.

Kini , biscotti tak hanya beken di Italia. Biscotti juga diadaptasi di banyak Negara. Di inggris dikenal sebagai rusk, di Prancis adalah biscotti dan croquets de Carcasonne, di Jerman sebagai zwieback, di Yunani adalah biskota dan paxemadia, di Israel sebagai Mandelbrot, dan di Rusia adalah sukhaniki.

Rasanya pun makin variatif. Berbagai remah ditambahkan sehingga biscotti punya banyak pilihan dan makin kaya rasa. Bahkan biscotti pun kemudian dikembangkan dengan cita rasa gurih. Seperti di Catalonia, biscotti dicampur dengan beras dan ikan sarden, kelinci, atau siput. Selain itu, disajikan juga bersama saus beraroma bawang bombay. Di daerah pesisir Baix Llobregat, biscotti disajikan bersama saus untuk pengiring sajian bebek.

Bukan hanya disajikan sebagai kudapan, biscotti juga erat kaitannya dengan perayaan hari-hari tertentu. Di Vic, Catalan, Biscotti atau dikenal sebagai carquinyoli, disajikan selama festival musim panas dan merupakan persembahan untuk Santo Albert dari Sisilia. Di Vitanova ila Gertr, biscotti yang disajikan dengan almond disebut cumutacosdan disajikan pada Palm Sunday, perayaan yang membuat biscotti disajikan sebagai ornament di daun palem untuk memuja ksatria perang.



Resep ini saya modifikasi dari Pistachio Biscotti dari Femina. Resep di bawah ini sudah saya ubah menjadi 1/2 resep untuk satu gulungan biscotti, dan saya ubah dengan tambahan almond slice dan kismis.

Bahan:
100 gram gula pasir
50 gram mentega tawar
2 butir telur ayam ukuran kecil
1/2 sdt ekstrak vanila
100 gram almond slice
100 gram kismis

Bahan Kering, ayak:
200 g tepung terigu serbaguna
1/2 sdt baking powder
1/4 sdt garam

Cara Membuat:
- Kocok gula dan mentega menggunakan mikser berkecepatan sedang hingga pucat dan mengembang. Tambahkan telur secara bertahap, sambil terus dikocok hingga rata. Masukkan vanila, kocok dan aduk rata.
- Masukkan bahan kering, almond, dan kismis secara bertahap sambil diaduk lipat menggunakan spatula karet.
- Gulung adonan dalam bentuk silinder. Susun di loyang kue kering yang telah diolesi mentega dalam oven panas bersuhu 180° C hingga matang dan keemasan (± 25 menit). Keluarkan.
- Potong-potong roti setebal 1,5 cm. Taruh di loyang, bagian yang terpotong menghadap loyang. Panggang panggang kembali untuk mengeringkankan teksturnya (± 20 menit), balik kue setengah jalan.. Keluarkan dan dinginkan.
- Sajikan. Simpan sisanya dalam wadah bertutup rapat.

Catatan:
- Gunakan pisau roti yang bergerigi untuk memotong biscotti setelah satu kali pemanggangan. Lakukan seperti menggergaji supaya potongan biscotti menjadi lebih cantik.

4 komentar:

  1. punya beberapa resep biscotti, belum kepikiran buat nyobain.
    Hasilnya renyah gt ya mbak?

    BalasHapus
  2. Klo mau biscotti versi asli pake resep yang ga ada menteganya. Itu hasilnya akan keras sekali karena cara makannya juga dicelup ke minuman hangat. Karena saya ga siap dengan "kerasnya" biscotti, makanya saya coba yang pake mentega. Renyah banget mba.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah kalau keras banget, saya juga belum siap juga, ingat gigi hihihih
      btw, aku gabung di grup-nya kok belum diapprove2 ya mbak?

      Hapus
    2. Saya coba cek dulu ya mba...

      Hapus